Oleh
*Dr. Yusuf Al Qhardawi
Perbedaan antara Tarbiyah (التربية) dan (التعليم)Taklim
Taklim lebih banyak berkaitan dengan kepala (otak), sedangkan tarbiyah lebih banyak berkaitan dengan jiwa (ruhani). Dan tidak lah cukup kepala kita dipenuhi dengan ilmu-ilmu dan pengetahuan jika tidak dibarengi dengan jiwa (ruh/an-nafs), jiwa yang suci (nafsuz zakiyyah).
Baiknya Individu dan Masyarakat Sosial
Perubahan suatu bangsa sesungguhnya adalah perubahan pada jiwa bangsa itu sendiri. Maka baiknya suatu masyarakat berakar pada baiknya individual dalam masyarakat. Dan baiknya pribadi individual tercermin dari baik jiwanya. Marxisme atau Komunisme mempunyai suatu prinsip :" Rubahlah Ekonomi, atau rubahlah hubungan-hubungan Produksi, maka sejarah akan berubah". Dan kita orang muslim mempunya prinsip :" Rubahlah jiwa anda, maka sejarah akan berubah". Atau dengan ungkapan dari Al Qur'an, " rubahlah yang ada dalam dirimu (jiwa), maka sejarah akan berubah. Karena Allah SWT telah menetapkan prinsip ini adalah Prinsip dasar individu sosial. Allah SWT berfirman :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya : " Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia ". (Ar Ra'adu :11), pesan suci ini memberi pesan betapa perubahan diri (jiwa) adalah suatu prinsip dasar, tidak lah cukup dengan meletakan ilmu dan pengetahuan dikepala jika jiwa (diri) belum disucikan.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاها قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
artinya : "“Dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu (dengan ketakwaan) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (dengan kefasikan).”( As Syams : 7-10).
Taklim dan Tazkiah merupakan bagian dari tugas Nabi SAW
Dari cabang/bagian risalah nabi Muhammad SAW yaitu Taklim (pengajaran) dan Tazkiah (pembersihan/penyucian diri). Sebagaimana yang dijelaskan 4 ayat dalam alqur'an, dlm surat Al Baqarah, Ali Imron, dan Al Jum'ah. Dalam surat Al baqarah sayyiduna Ibrahim berdo'a kepada Allah SWT : (2 : 129), (2 : 151), dan dalam surat Ali Imron Allah SWT berfirman : (3 : 164), dan dalam surat Al Jum'ah Allah SWT juga berfirman : ( Al Jum'ah : 2), mensucikan jiwa mereka, dan juga mengajari mereka.
At Tazkiah _التزكية_(pensucian) dalam bahasa Arab
At Tazkiah lebih khusus dari taklim, dan lebih dalam dari taklim, dan at tazkiah dalam bahasa arab diambil dari kata "zaka" (زكى). dan arti kata "zaka" adalah "thohur" _طهور _ (suci) dan "nama" نمى (tumbuh/berkembang). Dan para ulama Fiqih ketika mengartikan "zakat" (زكاة) mereka mengatakan ; "zakat" secara bahasa adalah "at toharoh" (kesucian) dan "an nama" (pertumbuhan/perkembangan). Maka arti "yuzakkihim" (mensucikan mereka) adalah " yutohhiruhum wa yunammihim ( membesihan mereka dan merawat mereka). Membersihkan mereka dari syirik dan menumbuhkan tauhid dalam diri mereka , membersihkan mereka dari kemunafikan dan menumbuhkan buah2 keimanan dalam diri mereka. Ini adalah pensucian dan penumbuhan. Sebagaimana para ahli sufi mengistilahkanya dengan "takhliyah" تخلية(pengosongan) dan "tahliyah" تحلية (penghiasan), pengosongan dari hal2 yang hina, dan penghiasan dengan keutamaan amal (ibadah). Dialah rasulullah SAW "muzakki" dan "mu'allim".
Dulu di negeri-negeri Arab, Kementrian-kementrian yang mengurusi pengajaran (taklim) dinamai Menteri Ilmu Pengetahuan (Wizarotul Ma'arif). Kemudian mereka menyadari bahwasanya ilmu pengetahuan saja tidak cukup, dan sesungguhnya tugas kementrian harus lebih luas dan dalam dari sekedar ilmu pengetahuan saja, dan kemudian mereka merubahnya menjadi "Wizarotu At Tarbiyah" (menteri pendidikan). Yang intinya adalah mendidik manusia dan bukan hanya meletakan ilmu dan pengetahuan di kepala atau otak manusia saja. Kesadaran inilah yang menunjukan bahwa kita butuh kepada tarbiyah secara umum, dan kepada tarbiyah islamiyah secara khusus. Kita saat ini bukan butuh kepada sembarang tarbiyah, tapi butuh kepada tarbiyah islamiyah.tarbiyah yang berdiri diatas dasar-dasar islam, yang "ushul"nya (dasar2nya) diambil dari sumber-sumber islam, al qur'an dan as sunnah sebagai pondasinya. Dan juga dari para penyarah Al qur'an dan As-sunnah, para ulama-ulama rabbani dan
orang-orang yang kuat keilmuanya.
sumber : koran FJP (kolom akhir)
Selengkapnya...
Tuesday, April 3, 2012
Tarbiyah Islam dan Karakteristiknya.
Aqidah "Rezeqi" Seorang Muslim
Alkisah seorang perempuan mu'min yang telah menikah kemudian ditinggalkan suaminya untuk berperang dijalan Allah. Ia dikaruniai beberapa putra. Ia adalah seorang wanita penyabar yang terdidik di madrasah keimanan, dan telah menghabiskan penggembalaan hidupnya di taman keyakinan, dan tumbuh dalam kecintaan kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan Islam.
Ada sebuah sikap keteguhan yang mencerminkan kekuatan aqidah didalam keimananya. yaitu jawabannya atas pertanyaan seseorang ketika ia ditinggalkan oleh suaminya yg akan berperang.
Datanglah seseorang kepada perempuan itu, mencoba mempengaruhi perasaan dan asanya serta menggoncang perasaanya saat itu. Seseorang itu bertanya :"Wahai ibu yang malang, siapa yang akan mengurusi keluarga (anak2 dsb) mu, dan memberi makan anak2mu jika Allah mentaqdirkan kematian atas Suamimu, dan menyematkan Syahid atas suamimu ???
Yang terjadi adalah perubahan Air Muka perempuan itu menjadi tegas sebagai reaksi atas pertanyaan.. Dan dengan keyakinan Iman dan ketenangan hati, ia berkata :
( Saya mengenal bahwa suami saya hanyalah pemberi makan/nafkah, tapi saya tidak mengenal ia sebagai pemberi rezeqi. Maka jika pemberi makan/nafkah mati, maka yang ada tersisa untukku adalah Sang Pemberi Rezeqi _ Ar-Rozzaq _ Allah Subhanahuwata'ala )